MANUSIA BERPENDIDIKAN DAN MANUSIA BERBUDAYA
Muhammad Alim Kahfi (09410148)
Judul buku : Pendidikan,
Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia
Penulis : Prof. Dr. H.A.R, Tilaar, M.Sc. Ed
Penerbit : PT. Remaja Rosdakarya
Cetakan : Ketiga, Oktober 2002
Tebal : 251 halaman
Peresensi : Muhammad
Alim Kahfi*
Dalam Bab 7 buku yang ditulis oleh H.A.R Tilaar ini bagi penulis
telah representatif menjelaskan tujuan dari dituliskannya buku ini. Dari
beberapa bab yang menjelaskan hakikat pendidikan, hakikat kebudayaan, kemudian
bagaimana posisi pendidikan dalam kebudayaan, dijelaskan juga bagaimana posisi
kebudayaan dalam pendidikan, semuanya itu terangkum kedalam 9 bab dalam buku
yang berjudul “Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia.
Berbicara mengenai manusia berpendidikan dan manusia berbudaya,
keduanya merupakan istilah yang saling beerbeda namun tidak bisa dipisahkan
satu dama lain. Bahkan ada sebagian menganggap bahwa kedua konsep tersebut
sama dengan alasan karena manusia yang
berpendidikan sama artinya dengan manusia yang berbudaya. Konsep ini berangkat
dari pengertian bahwa pendidikan adalah aspek dari kebudayaan.
Namun selama ini banyak orang yang menganggap antara pendidikan dan
kebudayaan tidak ada hubungannya sama sekali. Pendidikan hanya dianggap sebagai
proses transfer of knowledge sedangkan kebudayaan itu sendiri hanya
dianggap sebagai hasil cipta, rasa, karsa atau produk dari manusia. Keduanya
memiliki objek kajian berbeda dan tidak bisa dipertemukan antara keduanya.
Walaupun H.A.R Tilaar sendiri membedakan pengertian keduanya,
dengan mengatakan bahwa manusia berpendidikan (educat man) diartikan
sebagai manusia yang telah berkembang kemampuan intelektualnya karena
pendidikan (sekolah). Sedangkan manusia berbudaya (civilized man) adalah
seorang yang menguasai dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai budaya,
khususnya nilai-nilai etis dan moral yang hidup didalam kebudayaan tersebut.
Pun demikian beliau tidak memisahkan antara keduanya, karena
keduanya saling berkaitan dan berkesinambungan. Walaupun bisa saja seorang
berpendidikan luas dan tinggi tetapi hidupnya tidak bermoral. Berarti orang
tersebut berpendidikan namun tidak berbudaya. Berati kan jelas bisa dikaitkan
keduanya dan tidak bisa dipisahkan.
Hakikat manusia dapat dilihat dari berbagai dimensi yang
masing-masing memberikan gambaran sesuai dengan dimensi penglihatan
masing-masing. Manusia dapat dilihat dari dimensi religiusnya, sebagai makhluk
ciptaan tuhan. Selanjutnya manusia dapat dilihat dari dimensi simbolis, yaitu
makhluk yang mengenal nilai-nilai estetika, etika, iptek, dan sebagainya. Selain
itu manusia juga dapat dilihat dari segi kesejarahannya. Hanya manusialah
makhluk yang menyejarah. Oleh sebab itu manusia akan terus menerus berkembang
selama keberadaanya di dunia ini.
Dalam bab 7 ini juga dijelaskan, beberapa tujuan pendidikan menurut
para pakar. Diantaranya adalah tujuan pendidikan menurut John Dewey
bahwa “education to promote growth”.oleh karena itu apabila
tujuan pendidikan ialah untuk menunjang pertumbuhan peserta didik, maka proses
pendidikan ialah suatu proses untuk memperoleh kemampuan dan kebiasaan berfikir
sebagai suatu kegiatan yang intelegen atau ilmiah dalam memecahkan berbagai
masalah dalam kehidupannya.
Sedangkan seorang pakar yang religious Jacques Maritain berpendapat
bahwa hakikat manusia akan melahirkan pengertian mengenai tujuan pendidikan. Selanjutnya
tujuan pendidikan itu akan mengarahkan kemampuan-kemampuan didalam diri peserta
didik yang harus dikembangkan.
Selain menjelaskan sejauh mana hubungan pendidikan dan kebudayaan,
buku ini juga menjelaskan posisi manusia yang berbudaya dan berpendidikan. Juga
dalam buku ini dijelaskan posisi bagaimana menciptakan masyarakat madani di
Indonesia.
Namun tetap ada beberapa hal yang belum di bahas dalam buku ini mengenai pendidikan dan kebudayaan. Hubungan keduanya tidak secara rinci digambarkan dan dicontohkan yang aplikatif. Pasalnya mungkin minimnya data sehingga penjelasannya sangat teoritis.
Pun demikian buku ini sangat bagus untuk rujukan dan pengetahuan kita mengenai hubungan manusia, pendidikan, dan kebudayaan. bahkan kita akan mengetahui bagaimana seharusnya menciptakan masyarakat madani yang berbudaya dan berpendidikan.
Namun tetap ada beberapa hal yang belum di bahas dalam buku ini mengenai pendidikan dan kebudayaan. Hubungan keduanya tidak secara rinci digambarkan dan dicontohkan yang aplikatif. Pasalnya mungkin minimnya data sehingga penjelasannya sangat teoritis.
Pun demikian buku ini sangat bagus untuk rujukan dan pengetahuan kita mengenai hubungan manusia, pendidikan, dan kebudayaan. bahkan kita akan mengetahui bagaimana seharusnya menciptakan masyarakat madani yang berbudaya dan berpendidikan.
ya,,,, saya kira buku itu juga cukup bagus kok mas kahfi,,,,,,,,muhhahaha
BalasHapus