Jumat, 20 April 2012

ANALISIS TEMBANG LIR-ILIR


 TUGAS PENGGANTI KULIAH SENI DAN BUDAYA DALAM PAI
Kelompok 3
1.      Muh. Alim Kahfi
2.      Pamor Bayu N
3.      A. Fakhrurrozi
4.      Khaerul Fauzi
5.      Ulfiah Husni Anjari
6.      Lutfi Hermawan
7.      Misbachol Munir
8.      Ahmad hawin
9.      Latifatun nisa’
10.  Pelangi lutfiana
11.  Nurul setyono
12.  Laila sangadah
13.  Risman munawwar
LIR ILIR
Lir ilir lir ilir tandure wus sumilir
Tak ijo royo royo
Tak senggo temanten anyar
Cah angon cah angon penekno blimbing kuwi
Lunyu lunyu penekno kanggo mbasuh dodotira
Dodotiro dodotiro kumintir bedah ing pinggir
Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore
Mumpung padang rembulane
Mumpung jembar kalangane
Yo surako surak hiyo
Makna Syair :
Lir-ilir lir-ilir : Bangunlah bangunlah
Tandure wus sumilir : Tanaman sudah bersemi
Tak ijo royo royo: Demikian menghijau
Tak senggo temanten anyar : Bagaikan pengantin baru
Bocah angon bocah angon : anak gembala, anak gembala
Penekno blimbing kuwi : panjatlah pohon belimbing itu
Lunyu-lunyu penekno : walaupun licin dan sulit tetaplah kau memanjat
Kanggo mbasuh dodotiro : untuk membasuh pakaianmu
Dodotiro dodotiro : pakaianmu, pakaianmu
Kumintir bedah ing pinggir : terkoyak-koyak di bagian samping
Dandomono jlumantono  : jahitlah, benahilah
Kanggo sebo mengko sore : untuk menghadap nanti sore
Mumpung padang rembulane : mumpung bulan bersinar terang
Mumpung jembar kalangane : mumpung banyak waktu luang
Yo surak’o  surak hiyo : bersoraklah dengan kata “ya”

Apakah makna mendalam dari tembang ini? Mari kita coba mengupas maknanya satu persatu:
Lir-ilir, lir-ilir tembang ini diawalii dengan ilir-ilir yang artinya bangun-bangun atau bisa diartikan hiduplah (karena sejatinya tidur itu mati) bisa juga diartikan sebagai sadarlah. Tetapi yang perlu dikaji lagi, apa yang perlu untuk dibangunkan?Apa yang perlu dihidupkan? hidupnya Apa ? Ruh? kesadaran ? Pikiran? terserah kita yang penting ada sesuatu yang dihidupkan, dan jangan lupa disini ada unsur angin, berarti cara menghidupkannya ada gerak..(kita fikirkan ini)..gerak menghasilkan udara. ini adalah ajakan untuk berdzikir. Dengan berdzikir, maka ada sesuatu yang dihidupkan.
tandure wus sumilir, Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar. Bait ini mengandung makna kalau sudah berdzikir maka disitu akan didapatkan manfaat yang dapat menghidupkan pohon yang hijau dan indah. Pohon di sini artinya adalah sesuatu yang memiliki banyak manfaat bagi kita. Pengantin baru ada yang mengartikan sebagai Raja-Raja Jawa yang baru memeluk agama Islam. Sedemikian maraknya perkembangan masyarakat untuk masuk ke agama Islam, namun taraf penyerapan dan implementasinya masih level pemula, layaknya penganten baru dalam jenjang kehidupan pernikahannya.
Cah angon cah angon penekno blimbing kuwi. Mengapa kok “Cah angon” ? Bukan “Pak Jendral” , “Pak Presiden” atau yang lain? Mengapa dipilih “Cah angon” ? Cah angon maksudnya adalah seorang yang mampu membawa makmumnya, seorang yang mampu “menggembalakan” makmumnya dalam jalan yang benar. Lalu,kenapa “Blimbing” ? Ingat sekali lagi, bahwa blimbing berwarna hijau (ciri khas Islam) dan memiliki 5 sisi. Jadi blimbing itu adalah isyarat dari agama Islam, yang dicerminkan dari 5 sisi buah blimbing yang menggambarkan rukun Islam yang merupakan Dasar dari agama Islam. Kenapa “Penekno” ? ini adalah ajakan para wali kepada Raja-Raja tanah Jawa untuk mengambil Islam dan dan mengajak masyarakat untuk mengikuti jejak para Raja itu dalam melaksanakan Islam.
Lunyu lunyu penekno kanggo mbasuh dodotiro. Walaupun dengan bersusah payah, walupun penuh rintangan, tetaplah ambil untuk membersihkan pakaian kita. Yang dimaksud pakaian adalah taqwa. Pakaian taqwa ini yang harus dibersihkan.
Dodotiro dodotiro, kumitir bedah ing pinggir. Pakaian taqwa harus kita bersihkan, yang jelek jelek kita singkirkan, kita tinggalkan, perbaiki, rajutlah hingga menjadi pakain yang indah ”sebaik-baik pakaian adalah pakaian taqwa“.
dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore. Pesan dari para Wali bahwa suatu ketika kamu akan mati dan akan menemui Sang Maha Pencipta untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatanmu. Maka benahilah dan sempurnakanlah ke-Islamanmu agar kamu selamat pada hari pertanggungjawaban kelak.
Mumpung padhang rembulane, mumpung jembar kalangane. Para wali mengingatkan agar para penganut Islam melaksanakan hal tersebut ketika pintu hidayah masih terbuka lebar, ketika kesempatan itu masih ada di depan mata, ketika usia masih menempel pada hayat kita.
Yo surako surak hiyo. Sambutlah seruan ini dengan sorak sorai “mari kita terapkan syariat Islam” sebagai tanda kebahagiaan. Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu (Al-Anfal :25)
ANALISIS
Lagu ini mengisyaratkan kepada kita sebagai seorang muslim untuk senatiasa membimbing diri kita ke jalan yang benar. Bimbingan yang benar adalah yang sesuai dengan ajaran agama, yakni “Rukun Islam”.
Dalam Q.S Al- Mudatsir ayat 1-2 ( wahai orang-orang yang berselimut, bangunlah untuk mengingat (Tuhan mu). Disebutkan secara tersirat bahwa manusia harus bangun untuk mengingat Tuhannya. Perintah “bangun” dalam lagu ini dimaknai sebagai perintah untuk membangun kesadaran umat muslim. Seorang manusia yang tertidur berarti hatinya mati. Manusia harus bangkit dari kematian hatinya untuk menyongsong kehidupan yang bahagia (surga). 
Lagu ini digunakan oleh Wali Sanga (Sunan Kalijaga) dalam menyebarkan Islam di pulau Jawa. Pada waktu itu kondisi Islam di Jawa masih sangat memprihatinkan. Masyarakat masih kental dengan budaya lokal “kejawen” . Dalam berdakwah, para penyebar Islam menggunakan pendekatan-pendekatan kultural yang mampu mensintesiskan seni dengan agama, mengadaptasi nilai-nilai seni tersebut  untuk diterapkan dalam kehidupan masyarakat.


1 komentar:

  1. ulfiah husni anjari :jika di amati lebih mendalam tembang lagu lir-ilir juga menggambarkan bahwasnya kita para generasi penerus harus mempunyai semangat yang membara untuk menjadi sosok yang lebih berkwalitas, dengan di dukung oleh adanya fasilitas baik dalam segi ilmu pengetahuan dan tenologi, sehingga generasi tersebut mampu menjadi pemimpin yang amanah, bertanggung jawab.

    BalasHapus