TUGAS PENGGANTI KULIAH SENI DAN BUDAYA DALAM
PAI
Kelompok 3
1.
Muh. Alim Kahfi
2.
Pamor Bayu N
3.
A. Fakhrurrozi
4.
Khaerul Fauzi
5.
Ulfiah Husni Anjari
6.
Lutfi Hermawan
7.
Misbachol Munir
8.
Ahmad hawin
9.
Latifatun nisa’
10. Pelangi lutfiana
11. Nurul setyono
12. Laila sangadah
13. Risman munawwar
LIR ILIR
Lir ilir lir ilir tandure
wus sumilir
Tak ijo royo royo
Tak senggo temanten anyar
Cah angon cah angon penekno blimbing kuwi
Lunyu lunyu penekno kanggo mbasuh dodotira
Dodotiro dodotiro kumintir bedah ing pinggir
Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore
Mumpung padang rembulane
Mumpung jembar kalangane
Yo surako surak hiyo
Tak ijo royo royo
Tak senggo temanten anyar
Cah angon cah angon penekno blimbing kuwi
Lunyu lunyu penekno kanggo mbasuh dodotira
Dodotiro dodotiro kumintir bedah ing pinggir
Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore
Mumpung padang rembulane
Mumpung jembar kalangane
Yo surako surak hiyo
Makna
Syair :
Lir-ilir
lir-ilir : Bangunlah bangunlah
Tandure
wus sumilir : Tanaman sudah
bersemi
Tak ijo royo royo: Demikian
menghijau
Tak senggo temanten anyar : Bagaikan pengantin baru
Bocah angon bocah angon : anak gembala, anak gembala
Penekno blimbing kuwi : panjatlah
pohon belimbing itu
Lunyu-lunyu penekno : walaupun
licin dan sulit tetaplah kau memanjat
Kanggo mbasuh dodotiro : untuk
membasuh pakaianmu
Dodotiro
dodotiro : pakaianmu, pakaianmu
Kumintir
bedah ing pinggir :
terkoyak-koyak di bagian samping
Dandomono
jlumantono : jahitlah, benahilah
Kanggo
sebo mengko sore : untuk
menghadap nanti sore
Mumpung
padang rembulane : mumpung
bulan bersinar terang
Mumpung
jembar kalangane : mumpung
banyak waktu luang
Yo
surak’o surak hiyo : bersoraklah dengan kata “ya”
Apakah
makna mendalam dari tembang ini? Mari kita coba mengupas maknanya satu persatu:
Lir-ilir,
lir-ilir tembang ini diawalii dengan ilir-ilir yang
artinya bangun-bangun atau bisa diartikan hiduplah (karena sejatinya tidur itu
mati) bisa juga diartikan sebagai sadarlah. Tetapi yang perlu dikaji lagi, apa
yang perlu untuk dibangunkan?Apa yang perlu dihidupkan? hidupnya Apa ? Ruh?
kesadaran ? Pikiran? terserah kita yang penting ada sesuatu yang dihidupkan,
dan jangan lupa disini ada unsur angin, berarti cara menghidupkannya ada
gerak..(kita fikirkan ini)..gerak menghasilkan udara. ini adalah ajakan untuk
berdzikir. Dengan berdzikir, maka ada sesuatu yang dihidupkan.
tandure
wus sumilir, Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar. Bait
ini mengandung makna kalau sudah berdzikir maka disitu akan didapatkan manfaat
yang dapat menghidupkan pohon yang hijau dan indah. Pohon di sini artinya
adalah sesuatu yang memiliki banyak manfaat bagi kita. Pengantin baru ada yang
mengartikan sebagai Raja-Raja Jawa yang baru memeluk agama Islam. Sedemikian
maraknya perkembangan masyarakat untuk masuk ke agama Islam, namun taraf
penyerapan dan implementasinya masih level pemula, layaknya penganten baru
dalam jenjang kehidupan pernikahannya.
Cah
angon cah angon penekno blimbing kuwi.
Mengapa kok “Cah angon” ? Bukan “Pak Jendral” , “Pak Presiden” atau yang
lain? Mengapa dipilih “Cah angon” ? Cah angon maksudnya adalah seorang yang
mampu membawa makmumnya, seorang yang mampu “menggembalakan” makmumnya dalam
jalan yang benar. Lalu,kenapa “Blimbing” ? Ingat sekali lagi, bahwa
blimbing berwarna hijau (ciri khas Islam) dan memiliki 5 sisi. Jadi blimbing
itu adalah isyarat dari agama Islam, yang dicerminkan dari 5 sisi buah blimbing
yang menggambarkan rukun Islam yang merupakan Dasar dari agama Islam. Kenapa “Penekno”
? ini adalah ajakan para wali kepada Raja-Raja tanah Jawa untuk mengambil Islam
dan dan mengajak masyarakat untuk mengikuti jejak para Raja itu dalam melaksanakan
Islam.
Lunyu
lunyu penekno kanggo mbasuh dodotiro.
Walaupun dengan bersusah payah, walupun penuh rintangan, tetaplah ambil untuk
membersihkan pakaian kita. Yang dimaksud pakaian adalah taqwa. Pakaian taqwa
ini yang harus dibersihkan.
Dodotiro
dodotiro, kumitir bedah ing pinggir. Pakaian
taqwa harus kita bersihkan, yang jelek jelek kita singkirkan, kita tinggalkan,
perbaiki, rajutlah hingga menjadi pakain yang indah ”sebaik-baik pakaian adalah
pakaian taqwa“.
dondomono
jlumatono kanggo sebo mengko sore. Pesan dari para Wali bahwa suatu ketika kamu
akan mati dan akan menemui Sang Maha Pencipta untuk mempertanggungjawabkan
segala perbuatanmu. Maka benahilah dan sempurnakanlah ke-Islamanmu agar kamu
selamat pada hari pertanggungjawaban kelak.
Mumpung
padhang rembulane, mumpung jembar kalangane. Para
wali mengingatkan agar para penganut Islam melaksanakan hal tersebut ketika
pintu hidayah masih terbuka lebar, ketika kesempatan itu masih ada di depan
mata, ketika usia masih menempel pada hayat kita.
Yo surako
surak hiyo. Sambutlah seruan ini dengan sorak sorai “mari
kita terapkan syariat Islam” sebagai tanda kebahagiaan. Hai orang-orang
yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru
kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu (Al-Anfal :25)
ANALISIS
Lagu ini mengisyaratkan kepada kita sebagai seorang muslim untuk
senatiasa membimbing diri kita ke jalan yang benar. Bimbingan yang benar adalah
yang sesuai dengan ajaran agama, yakni “Rukun Islam”.
Dalam Q.S Al- Mudatsir ayat 1-2 ( wahai orang-orang yang
berselimut, bangunlah untuk mengingat (Tuhan mu). Disebutkan secara
tersirat bahwa manusia harus bangun untuk mengingat Tuhannya. Perintah “bangun”
dalam lagu ini dimaknai sebagai perintah untuk membangun kesadaran umat muslim.
Seorang manusia yang tertidur berarti hatinya mati. Manusia harus bangkit dari
kematian hatinya untuk menyongsong kehidupan yang bahagia (surga).
Lagu ini digunakan oleh Wali Sanga (Sunan Kalijaga) dalam
menyebarkan Islam di pulau Jawa. Pada waktu itu kondisi Islam di Jawa masih sangat
memprihatinkan. Masyarakat masih kental dengan budaya lokal “kejawen” .
Dalam berdakwah, para penyebar Islam menggunakan pendekatan-pendekatan kultural
yang mampu mensintesiskan seni dengan agama, mengadaptasi nilai-nilai seni
tersebut untuk diterapkan dalam
kehidupan masyarakat.
ulfiah husni anjari :jika di amati lebih mendalam tembang lagu lir-ilir juga menggambarkan bahwasnya kita para generasi penerus harus mempunyai semangat yang membara untuk menjadi sosok yang lebih berkwalitas, dengan di dukung oleh adanya fasilitas baik dalam segi ilmu pengetahuan dan tenologi, sehingga generasi tersebut mampu menjadi pemimpin yang amanah, bertanggung jawab.
BalasHapus