Oleh : Pamor Bayu Nuswantoro (09410152)
MERAJUT
KEMBALI KEINDONESIAAN KITA
Sultan
Hamengku Buwono X
Buku dengan judul yang tidak begitu islami, tetapi
banyak nilai-nilai seni dan budaya islam yang terkandung didalam buku ini. Sri
Sultan Hamengku Buwonolah yang jadi peran utamanya.
Berangkat
dari kakhawatiran beliau akan budaya budaya konsumerisme, hedonisme, dan
banyaknya budaya barat yang masuk ke negri timur yang dianggap tidak cocok,
bahkan sangat tidak cocok dengan negara Indonesia yang mayoritas rakyatnya
adalah Muslim. Dengan begitu, ajaran wali songo, khususnya diJawa, akan
terlebur dengan hadirnya hal-hal diatas yang sangat menjanjikan kenikmatan
duniawi. Maka, terciptalah hasil karya yang begitu bagus dan sangat menarik
untuk dicermati. Yaitu buku yang berjudul “Merajut Kembali keIndonesiaan Kita”.
Dalam
buku ini, ada beberapa hal penting untuk menjadi acuan kehidupan bermasyarakat,
bernegara, dan berbudaya. Karena menurutnya, kita sebagai makhluk individu dan
social, kita harus mampu menyeimbangkan antara ego dan solidaritas, yang
berimplikasi pada jalannya kehidupan kita seperti diatas. Dan menurutnya lagi,
“hidup yang sebenarnya, adalah hidup diatas kebebasan, tetapi bukan sembarang
kebebasan. Kebebasan berdasarkan kebenaran, kebenaran berlandaskan tatakrama
dan agama. Karena kita telah masuk dalam permainan Tuhan, tetapi bukan juga
sembarang permainan. Permainan dimana kita sebagai obyek diberi hak untuk
menentukan kemungkinan apa yang akan terjadi”. Maksud dari kata-kata itu adalah,
bahwa hidup adalah pilihan, termasuk dalam keyakinan dan kepercayaan umat
muslim. Buktinya, banyaknya aliran-aliran dalam Islam yang berkembang di
Indonesia. Pilihan disini bukan berarti asal memilih, melainkan memilih hal
berdasarkan kebenaran, sesuatu dikatakan benar ditinjau dari tata karma dan
agama. Jadi budaya barat yang masuk kedalam Indonesia, menurutnya bukanlah
kebenaran. Dan manusia hidup didunia merupakan scenario Allah yang telah
ditentukan segala sesuatunya. Orang biasa menyebut dengan istilah Takdir.
Tetapi, dalam takdir ada dua hal yang berlawanan, yaitu kodo dan kodar. Jadi,
takdir adalah bukan sepenuhnya kehendak Allah, namun justru Allahlah yang
berperan sedikit disini, bahwa 90% adalah akibat dari kelakuan manusia, dan 10%
adalah ketetapan Allah yang tidak bias dirubah. Contohnya, Orang melakukan
bunuh diri dengan cara menggantung dirinya dipohon. Hampir bias dipastikan
meninggal, tetapi ada kemungkinan kecil untuk hidup. Meninggal 90% (akibat dari
perbuatan diri sendiri), kemungkinan kecil 10% (ketetapan Allah).
Di
bab lain, Penulis menerangkan adanya Sentralisasi budaya diIndonesia, dan
Beliau pun tidak sependapat dengan program pemerintah itu, karena menurutnya,
tidak bias dinegara besar seperti Indonesia mempunyai budaya dan kebiasaan yang
sama. Karena latar belakang yang jelas sudah berbeda. Dari sini terlihat,
Penulis menginginkan desentralisasi budaya untuk melakukan budayanya dimasing
masing daerah dan dimasing masing aliran dalam budaya beribadah. Inti daripada
bab ini, adalah mengajak manusia muslim untuk “mengawali relasi dengan diri
sendiri, lalu relasi dengan orang lain, relasi dengan lingkungan, dan
dilanjutkan relasi terhadap Tuhan”. Mengapa pertama relasi dengan diri sendiri?
, karena musuh terbesar adalah diri kita sendiri.
“Sesungguhnya,
berpikir dengan hati, adalah penyelesaian masalah yang jauh lebih cerdas dari
apapun juga”.
waaaahh apiiikk
BalasHapuspejah gesang nderek sultan laaahh
pamor bayu nuswantoro,,,,,,,,,anak yang cukup cerdas,,,,,,
BalasHapusya memang begitu adanya,,,,,
tapi jangan lupa pada keseimbangan,,,,,muhaahha.........
seimbang apanya mas???
Hapusanalisis yang bagus dari saudara pamor,,
BalasHapuskalau menurut saudara pamor,, Indonesia seharusnya bagaimana mengingat yg telah diceritakan dalam buku tersebut,,
biarlah indonesia tidak mempunyai budaya.., yang pasti tetap mmpunyai banyak suku yang berbudaya.., karna dari pradaban dan cara berpakaian pun sudah berbeda,,
Hapuscoba lihat pojok barat,, "aceh" mereka kental dg pakaian yg islami tanpa aurat yg nongol.. dan lihat pojok timur,,"marauke" disana masih banyak warga yang hanya mengenakan koteka saja...
dr pradaban,, orang timur juga lebih terbuka(transparan) dan gak berbelit2.
itulah indonesia,, negri yg unik,, dari metropolis hingga jaman batu pun ada...
MISBACHOL MUNIR (09410258)
BalasHapusmas pamor apakah buku ini dturunkan hanya untuk mengkritik pemerintah indonesia atau benar hrus seperti itu yang dilakukan pemerintah indonesia????
hub mendasar isi buku tersebut dengan mata kuliah seni budaya dalam hal apa mas????
suwun....