Kamis, 12 April 2012

Resensi buku Paradigma Kebudayaan Islam


Nama  : Imawati
NIM    : 09410070
Kelas : PAI B
Judul Buku       : Paradigma Kebudayaan Islam : Studi Kritis dan Refleksi Historis
Penulis              : Dr. Faisal Ismail, MA
Penerbit            : Titian Ilahi Pres
Kota Terbit      : Yogyakarta
Tahun Terbit   : 1997
Tebal buku       : 289 halaman
Refleksi Peradaban Islam Masa Lampau
 Industrialisasi di satu fihak telah mampu memberikan berbagai kemudahan bagi kehidupan manusia, akan tetapi di sisi lain juga menimbulkan keadaan yang sebaliknya , perubahan manusia yang justru semakin buruk. Keterasingan manusia terhadap alam, sesama manusia, dan Tuhannya. Peradaban baru yang bakal muncul nanti , selain muncul di tempat lain dan tidak lagi dari pusat-pusat kebudayaan yang sekarang juga mempunyai corak dan sosok yang jauh berbeda dengan kebudayaan sekarang. Hanya kebangkitan agama lah yang mampu menahan keruntuhan kebudayaan dekaden itu. Dan dengan gerakan-gerakan spiritual lah kebudayaan sanggup terselamatkan.
Dalam buku Paradigma kebudayaan Islam karya Dr. Faisal Ismail, MA ini, akan dikupas secara tuntas mengenai itu semua. Secara rinci, buku ini dibagi menjadi 5 bagian, yaitu :
Bagian pertama, berisi suatu kajian tentang agama dan kebudayaan dan hubungan antara keduanya.  Diakhiri dengan sebuah studi kritis terhadap tesis-tesis kebudayaan yang diajukan Sidi Gazalba. Bagian kedua, menyoroti secara umum sosok dan situasi pendidikan kebudayaan di Indonesia. Bagian ini menyajikan dan memaparkan suatu analisis terhadap timbulnya krisis-krisis bidang pendidikan dan kebudayaan yang dihadapi oleh umat Islam. Penyair dan dramawan  WS Rendra yang mengemukakan suatu tesis bahwa salah satu krisis yang cukup memprihatinkan yang terjadi di kalangan umat islam Indonesia adalah bahwa  “mereka kurang bersahabat “ dengan ilmu pengetahuan. Akibat logis dari keadaan ini tak pelak lagi  akan bermuara pada kenyataan , bahwa prosentase intelektual muslim di Indonesia tak sebanding dengan jumlah umat Islam. Situasi demikian memerlukan pemecahan. Salah satu cara yang penting dilakukan adalah melakukan kajian ulang terhadap strategi kebudayaan, mengkaji ulang sistem pendidikan (tatanan dan proses belajar mengajar ) secara menyeluruh dan komprehensif sejak dari pendidikandasar samai perguruan tinggi.
Bagian ketiga membahas perihal subordinasi agama terhadap kesenian atau sebaliknya; apa pula akibat yang akan terjadi jika hal itu dilakukan. Pembahasan ini dilengkapi dengan sebuah diskusi tentang bagaimana seharusnya seniman Muslim memandang menghayati , mendekati, dan menafsirkan “Tuhan “.
Bagian keempat mendiskusikan tentang Islam dan kaitannya dengan moralitas dan modernitas. Sedangkan bagian kelima dipaparkan sketsa sejarah kebangkitan kebudayaan Islam (abad 8 hingga 13 M). Setelah menikmati masa-masa keemasan dan kejayaan Islam selama kurang lebih 5 Abad, umat Islam dan kebudayaannya runtuh,  estafet kepeloporan di bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan beralih ke tangan barat.
 Yang menarik dalam buku ini adalah adanya analisis dan refleksi historis, bahwa Islam dan ummatnya cukup mempunyai peluang untuk melakukan gerakan revivalisme dan reformisme ; menciptakan dan menyegarkan karya-karya kebudayaan sebagai basis spiritual dan kultural untuk menopang proses akselerasi terjadinya kebangkitan kembali Islam dan ummatnya. Buku ini sangat kritis dalam mengkaji peradaban Islam saat ini, sangat layak untuk dibaca siapa saja yang rindu akan kembalinya kejayaan peradaban Islam masa lampau.
Namun, kelemahan buku ini adalah bahasa yang digunakan cukup tinggi sehingga tidak semua kalangan bisa membacanya, padahal muatan keilmuan di dalamnya sangat penting untuk diahami dan diketahui oleh semua orang, akan lebih menarik jika disampaikan dengan bahasa yang sederhana sehingga informasi dapat diterima semua kalangan.

3 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. mb ima kalo dalam buku itu dijelaskan nalisis dan refleksi historis, bahwa Islam dan ummatnya cukup mempunyai peluang untuk melakukan gerakan revivalisme dan reformisme ; menciptakan dan menyegarkan karya-karya kebudayaan sebagai basis spiritual dan kultural untuk menopang proses akselerasi terjadinya kebangkitan kembali Islam dan ummatnya.apakah menurut mb ima sekarang ini umat islam bisa kembali jaya seperti masa lalu?apalagi sekarang ini bnyak masyarakat yang mulai ke budaya indivudual,pragmatis, konsumtive dll yang meniru budaya barat?

    della herawati

    BalasHapus