Minggu, 01 April 2012

Resensi buku

Nama: Sabilla Rosydi
Nim : 09410088
Kelas : B



Judul Buku             : Ritual & Tradisi Islam Jawa

Penulis                   : K. H. Muhammad Sholikhin

Penerbit                  : Narasi Yogyakarta

Cetakan                 : I,  2011

Tebal                      : 498 halaman

Tradisi Islami Jawa


Islam di jawa ini berhasil disiarkan,bukan karena kualitas agamnya yang baik,namun juga ditentukan oleh bagaimana agama tersebut disampaikan kepada masyarakt agar dterima dengan baik tanpa mengesampingkan permasalahan-permasalahn yang ada saat itu.


Sebagai masyarakat yang terbuka, yang salah satu cirinya ditandai dengan kekhasaan nilai-nilai lokal,sehingga masayarakt jawa tidak gampang menerima ajaran islam secara begitu saja karena sudah ada keyakinan yang lama dan tidak mudah untuk digantikan oleh ajaran yang baru. Yang saat ini dihadapi malah justru menimbulkan perpaduan budaya antara agama dengan budaya yang lama.

Hal tersebut sudah terlihat di masyarakat Jawa. Pada kenyataannya, seperti yang diistilahkan penulis buku ini. Berbagai pandangan terhadap akulturasi ini pun dilontarkan. Ada yang setuju, namun banyak juga yang menolak. Buku ini mengulas kesamaan cara pandang dan tujuan masyarakat Jawa, terutama yang diekspresikan melalui ritual-ritual  tertentu, dengan ajaran keislaman meski tidak secara spesifik menyebut Jawa yang dimaksud, namun sebagai referensi umum.

Buku ini mengulas tentang empat pokok bahsan yakni; Siklus kehidupan manusia dan ritual tradisi Islami terhadapnya, ritual dan tradisi Islami terkait dengan kehamilan dan kelahiran masyarakat muslim Jawa, tradisi Islami terkait dengan perkawinan masyarakat muslim Jawa. Terakhir, prosesi kematian dalam tradisi Islami di Jawa. Di awal tulisan, diulas bagaimana pertautan antara Islam dan budaya lokal Jawa.

Dikemukakan di buku ini bahwa islam menghargai nilai nilai yang terdapat dalam masyarkat shingga timbul kata-kata; “Menjaga nilai-nilai lama yang baik, sembari mengambil nilai-nilai baru yang lebih baik.”

Agama islam juga menganut tentang hukum adat. Hukum adat adalah adat jama iyyah yaitu adat yang dilakukan sesorang secara berulang-ulang dan berstruktur. Namun jika masih dalam bentuk adat fardliyah atau kebiasaan yang dilakukan secara berulang tetapi oleh personal orang belum bisa dijadikan sumber penetapan hukum. Hal ini sekaligus juga menegaskan bahwa Islam cukup kooperatif dengan fenomena serta dinamika kebudayaan. Proses asimilasi antara budaya Jawa dengan budaya Islam kemudian menghasilkan apa yang disebut dengan istilah Ritual dan Tradisi Jawa Islami.

Banyak ritual yang dibahas dalam buku ini yaknii. Di antaranya ia menjelaskan makna sajen sebagai bentuk ungkapan terimaksih kepada tuhan agar terhindar dari hal-hal yang magis . Mengenai sarana yang digunakan dalam kebanyakan ritual misalnya kemenyan, tak lain hanyalah bagian dari media.

Apabila selanjutnya masyarak muslim itu menganggap bahwa menyan itu adalah simbol kemusyrikan itu adalah suatu yang lumrah karena suatu zat yang terdapat dalam menyan tersebut. Sesungghuhnya menyan dibakar untuk meningkatkan kekusukan dalam proses penyembahan seseorang terhadap pencipta.

Upacara Ngapati atau disebut juga Ngupati yaitu ritual 4bulanan yang dilakukan oleh masyarakat jawa yang didalamnya menunya adalah ketupat. Ritual ini sekarang-sekarang ini tidak hanya dilakukan oleh masyarakat jawa dan indonesia saja namun juga dilakukan masyarakt seluruh dunia di asia tenggara.. Dalam Islam, ritual Ngapati didasarkan atas hadits yang berbunyi; “Bahwa pada masa usia 120 hari dari kehamilan atau 4 bulan, maka Allah meniupkan roh kepada janin dalam kandungan. Sementara ruh ditiupkan, pada saat itu ditentukan juga rezeki dan ajalnya.”

Kemudian pada umur janin 7 bulan diadakan juga ritual seperti ngupati,hal ini ditujukan kepada bayi karena bentuk bayi yang sudah sempurna,sehingga diharapkan janin tersebut sehat sampai nantinya sesudah ia lahir.

Banyak ritual Jawa lain yang dibahas secara Islami dalam buku setebal 500 halaman ini. Selain kaya dengan falsafah Jawa Islami, buku ini menarik karena mengurai fenomena dinamika keseharian masyarakat Jawa Islami. Bahkan buku ini tidak sekadar membahas ritual-ritual Jawa Islami, tetapi aspek yang lebih universal dalam pandangan Islam.

Sepertinya buku ini ditujukan sebagai bacaan sederhana, dimana kenyataan sehari-hari, terutama yang dilakoni masyarakat Jawa Muslim dijelaskan berdasarkan sumbernya, baik menurut pandangan adat maupun Kitab Suci Alquran.

Karenanya, membaca buku ini pada dasarnya, membaca tiga buku yang dirangkai menjadi satu, masing-masing Antropologi  Jawa, Tafsir Alquran dan Pandangan Islam terhadap Kebudayaan Jawa. Pada kesimpulannya, buku ini turut memperpanjang barisan pemikiran-pemikiran Islam yang demokratis, Inklusif-Pluralis.

1 komentar:

  1. mas sabila saya ingin bertanya mangenai kedudukan nilai tertinggi. sebenarnya nilai tertinggi itu terletak pada ajaran agama atau terletak pada budaya dan seni yang dapat mengantarkan ajaran agama kemasyarakat luas dan masyarakat luas bisa memahami dan menjalankan ajaran agama tersebut.?!

    BalasHapus