Jumat, 06 April 2012

REVIEW BUKU MENARIK


Rangkuman Tulisan Menarik dalam Buku
SENI DI DALAM PERADABAN ISLAM
Dihimpun oleh M. Abdul Jabbar Beg, M. A., Ph.D. (Cambridge)
Penerbit Pustaka Bandung 1981
            Buku ini merupakan buku edisi kedua yang diipandang sebagai perbaikan terhadap edisi dalam edisi pertama. Dalam edisi barunya, buku ini menghilangkan dua atikel dari edisi pertama dan menggantinya dengan dua artikel lain yang tak kurang bobot ilmiahnya. Kumpulan tulisan yang ditulis oleh para ahli seperti Professor T. B Irving dari Unversitas Tennesse, USA, Professor Ismail Ragi A. Al-Faruqi dari Universitas Temple, Philadelphia, Dr. I. H Quresyi, mantan wakil Rektor Universitas Karachi, Pakistan dan Dr. Richard Ettinghausen, mantan ketua konsultatif Departemen Seni Islam di Metropolitan Musem of Art di New York. Maka, himpunan tulisan ini merupakan tulisan-tulisan terpilih yang ingin memberikan wacana mengenai seni Islam.
            Penulis, saya sendiri mengambil satu judul tulisan yang menarik yang ingin penulis paparkan dalam rangkuman yang secukupnya. Tulisan mengenai berjudul CORAK ISLAM DALAM ARSITEKTUR SPANYOL DAN AMERIKA LATIN yang tulis oleh T. B. Irving. Berikut ulasan singkat mengenai tulisan T. B. Irving.
            Selama sembilan abad penuh yaitu sejak tahun 711 sampai tahun 1610 bangsa Arab dan kaum Muslim tinggal di Semenanjung Iberia, semenanjung yang merupakan negeri-negeri modern di Spanyol dan Portugis, yang mereka sebut dengan al-Andalus. Dalam bahasa Inggris kita mengenalnya dengan sebutan Andalusia, meskipun sekarang sebutan itu hanya digunakan untuk menyebutkan Spanyol bagian selatan saja.
            Selama periode kebesaran bangsa Arab berlangsung, Spanyol merupakan sebagian dari dunia Islam yang begitu luas, membentang dari Atlantik hingga tapal batas Cina dan menyuruk ke Asia. Pada abad-abad tersebut, kebudayaan Spanyol terekam dalam kebudayaan Arab. Dalam bidang seni dan arsitektur, hasil praktis dari adanya gerakan kebudayaan tersebut berupa penyempurnaan corak serta tema-tema artisitk, yang secara intim menafsirkan cita-cita Islam ke dalam rinci-rinci (details) pembuatan barang kerajinan certa arsitektur. Perpaduan bermacam langgam (style) memegan peranan di seluruh duna Islam; baik di Persia di mana kegemaran akan arsitektur telah merupakan tradisi panjang, di jantung tanah Arab sendiri, juga di Mesir, di Syiria, di Asia Tengah, di India maupun di Turki, serta sudah barang tentu di Afrika Utara dan Spanyol. Sebagai misal adalah rumah-rumah Yamami, yang dinding-dinding batanya berenda-renda serta permukaannya dipernis dengan amat indanya, merupakan suatu sumber pola dekorasi yang mengilhamni pengerjaan dinding bata Mudejar di Spanyol dan Maroko. Dunia pemikiran pada masa itu dihubungkan dengan bahasa Arab, bahasa yang merupakan lambang kehidupan rasa persatuan Islam.
            Dalam pembahasan ini, kita perlu memusatkan perhatian kepada jiwa serta teori dasar keruangan Islam (Islamic space). Pertama-tama titik berat perhatian itu kita tujukan pada penggunaaan bentuk dan strukturnya, kemudian kepada lambang-lambang serta geometrinya, terutama yang berhubungan dengan pemuliaan asma Allah. Hal-hal tersebut sudah barang tentu akan melibatkan pula pola kehidupan serta tingkah laku sosial, disamping aspek ekonomi, teknologi dan iklim. Kita perlu mengupas hubungan-hubungan tersebut agar kita bisa mendapatkan prinsip-prinsip utama dalam penggunaan keruangan Islam, kemudia memperlajarinya guna menambah kekayaan khasanah dunia arsitektur dan perencanaan kota secara umum.
            Unutk Islam, penelitian kita dimulai dari Ka’bah, yaitu sebuah lapangan teramat luas yang merupakan kiblat (arah menghadap ketika melakukan sholat) bagi kaum Muslim, yang didirikan di “Bakkah” oleh Nabi Ibrahim dan putera sulungnya Ismail (al-Qur’an, a-‘Imran, 3:96). Sedangkan dari segi arsitektur, kita harus pula mempertimbangkan lapangan mahaluas lainnya, byang membentang di bawah Kubah Hijau di Madinah, dan telah menjadi salah satu kemegahan pada abad ini.
            Hal inilah yang mempengaruhi pembangunan Masjid Agung Cordova yang mempunyai halaman yang dinamakan halaman Pohon Jeruk. Halaman itu jadi kelihatan sempit lantaran hadirnya interior luas, berupa belantara tiang-tiang yang tampak bagaikan pepohonan rindang.
            Corak rumah-rumah di Amerika Latin yang jauh lebih tua umumnya menggunakan central patio, atau bahkan sebuah traspatio, yaitu ruang terbuka di bagian dalam, letaknya di belakang ruang makan yang lokasinya merupakan pusat dan dipergunakan untuk para koki serta pegawai yang tugasnya membersihkan rumah. Gambar-gambar yang menghiasi bangunan-bangunan itu, sungguh mengesankan. Ubin-ubin keramik yang ragam hias geometrik yang rumit, melapisi lantai serta dinding-dinding. Para tukang kayu serta pembuat perabot memakai pelbagai kayu keras yang merupakan kekayaan hutan-hutan Caribia, tatahan-tatahan gading yang indah serta indung mutiara atau tulang, untuk membuat furniture, kopor dan peti-peti. Karpet-kapet ditenun orang dari Maroko sampai Iran; sedang permadani-permadani dengan efek pengulangan pola yang sama dengan yang ada di ubin dan dilantai, kebanyakan berasal dari Turki. Pola-pola geometris yang berulang-ulang adalah suatu motif tekstil cetak yang disenangi.
            Ragam-ragam hias tersebut, secara kukuh didasarkan pada kepercayaan, bahwa Tuhan adalah satu-satunya yang Maha Tinggi di alam semesta ini, Rabbb al-‘alamin. Tuhan tak perlu digambarkan, sebagaimana agama penuja berhala mempergunakan citra-citra (images) serta patung-patung dewa, melainkan akan terwujud secara murni melalui rasa cinta dan bakti kepada Allah. Bentuk-bentuk geometri serta tetumbuhan (floral) tidak melibatkan batin serta emosi kita dalam sensasi-sensasi asing, tetapi membawa kita ke dalam perasaan takwa. Para pengrajin Muslim itu mengekspresikan kesempurnaan bentuk melalui ragam hias geometrik dan abstrak yang dapat disusun berulang-ulang, tanpa kesudahan, pada berbagai macam permukaan. Dalam usahanya itu, mereka menghasilkan suatu langgam yang berbeda dengan jenis-jenis dekorasi lain, yang berakar pada agama pemuja berhala maupun yang bersumber kepada agama Kristen.
                        Oleh Pelangi Lutfiana
09410215

2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. diatas tadi sdra singgung mengenai Corak rumah-rumah di Amerika Latin yang jauh lebih tua umumnya menggunakan central patio, atau bahkan sebuah traspatio, yaitu ruang terbuka di bagian dalam, letaknya di belakang ruang makan yang lokasinya merupakan pusat dan dipergunakan untuk para koki serta pegawai yang tugasnya membersihkan rumah. Gambar-gambar yang menghiasi bangunan-bangunan itu, sungguh mengesankan. Ubin-ubin keramik yang ragam hias geometrik yang rumit, melapisi lantai serta dinding-dinding. Para tukang kayu serta pembuat perabot memakai pelbagai kayu keras yang merupakan kekayaan hutan-hutan Caribia, tatahan-tatahan gading yang indah serta indung mutiara atau tulang, untuk membuat furniture, kopor dan peti-peti. Karpet-kapet ditenun orang dari Maroko sampai Iran; sedang permadani-permadani dengan efek pengulangan pola yang sama dengan yang ada di ubin dan dilantai, kebanyakan berasal dari Turki. Pola-pola geometris yang berulang-ulang adalah suatu motif tekstil cetak yang disenangi. " yang menjadi pertanyaan saya adalah contoh atau kriteria dari model rumah yang islami itu seperti apa?!

    BalasHapus