Nama : Laila Nur Wahyuni NIM : 09410093 Buku : Seni Di Dalam Peradaban Islam Karya : M. Abdul Jabbar Beg, M.A., Ph.D. (Cambridge) |
BAB I
Pendahuluan: KEDUDUKAN SENI DALAM KEBUDAYAAN ISLAM
Muhammad Abdul Jabbar Beg, Ph.D.
Peradaban islam muncul ketika terjadi hubungan timbal balik antara peradaban orang-orang arab dengan bermacam peradaban penduduk asli di Timur Tengah dan di Timir Dekat, serta percampuran tradisi kebudayaan di bawah naungan islam. Pada mulanya, islam tidak memerlukan bentuk kesenian, tapi seiring berjalannya waktu, kaum muslim telah mewujudkan karya-karya bernilai seni sebagai pengungkapan pandangan hidup. Seni dari kaum muslim memiliki sikap yang luas. Kaum muslim telah mewarisi tradisi artistik kebudayaan Timur Tengah zaman kuno. Mereka membangun bentuk-bentuk seni yang sesuai dengan perspektif kesadaran nilai islam, dan secara perlahan tapi pasti mengembangkan gaya mereka sendiri dan menambah sumbangan yang asli di lapangan kesenian.
Islam mengisikan suatu sikap yang baru kedalam jiwa pemeluknya. Ciri-ciri sikap rohaniah muslim nampak pada setiap kegiatan kebudayaan, termasuk kesenian dan kerajinan. Pusat daya normative seni muslim adalah islam itu sendiri. Para seniman muslim berusaha menampilkan cita Keesaan Tuhan(Tauhid) dalam karya seninya.
Agama islam sekedar memberi lapangan ekspresi, misalnya islam tidak mengizinkan jenis puisi tertentu yang sifatnya tidak islami. Akibatnya, banyak syair arab masa pra-islam mendapat kritikan. Generasi baru penyair –penyair islam dibuka oleh penyair-penyair seperti Hasan bin Tsabit. Syair berbahasa arab mempu memenuhi kebutuhan estetis bangsa arab. Para penyair itu merupakan juru bicara politik dan penyampai-penyampai gagasan keagamaan suku arab. Sebagian penguasa muslim menggunakan jasa-jasa penyair untuk tujuan-tujuan politik dan keagamaan pemerintah. Biasanya penyair itu adalah seniman rakyat tetapi kadang-kadang menjadi orang sewaan penguasa. Seni syair sangat dibutuhkan selama masa klasik peradaban islam. Perkembangan syair-syair berbahasa arab merupakan segi yang penting dalam peradaban arab.
Sedikit menyinggung kaligrafi arab, kaligrafi adalah seni suci karena dengan keligrafi inilah Al-qur’an (wahyu Allah)di teruskan kepada manusia. Seniman-seniman kaligrafi seperti ibnu muqlah,dll memindahkan huruf-huruf alphabet arab menjadi karya seni. Di dalam kaligrafi arab terdapat bermacam gaya termasuk gaya kufi yang kaku dan gaya naskhi yang halus. Kaligrafi berhubungann erat dengan arsitektur untuk menghias bangunan islam. Kaligrafi dipergunakan pada batu makam, tekstil, ukiran kayu, kotak pena, dan keramik. Kaligrafi arab mempunyai makna dan estctis ikonographis dalam seni peradaban islam.
Peradaban menyatakan dirinya dalam seni rakyatnya. Namun beberapa sarjana sering menyalahartikan bahwa seni adalah peradaban itu sendiri. Kesenian dalam peradaban islam bukan hasil dari sebuah rasa tau negeri saja, tapi merupakan perkembangan dari berbagai ras manusia yang melakukan ajaran islam di banyak Negara pada berbagai masa dalam sejarah. Inilah sebabnya beberapa sarjana menemukan adanya kesatuan asali yang umum dalam seni islam. Tidaklah benar untuk menyebutkan hasil seni orang-orang islam berdasar istilah-istilah etnis atau kebangsaannya seperti seni arab,dll. Kandungan islam dalam seni ini menyebutkan kesenian nasional orang-orang islam itu dengan istilah-istilah yang lebih jelas seperti seni islam arab, dll. Istilah ini lebih menampakkan unsur-unsur universal dalam seni orang-orang islam. Seni dan arsitektur islam di berbagai Negara muslim memiliki gaya yang bersifat local atau regional. Namun meskipun begitu ia juga menampakkan ciri-ciri umum yang islamis. Ciri persamaan dalam seni dan arsitektur orang-orang islam adalah pendangan hidup islam. Setiap Negara islam memiliki kebudayaan nasionalnya. Demikian pula dengan Negara islam, semua memiliki peradaban islam yang umum. Seni islam tidak seperti seni Cina, adalah seni gabungan. Seni islam adalah pernyataan dari peradaban, dan bukan pernyataan kebudayaan.
BAB II
KEINDAHAN MENURUT AL-GHOZALI
Richard Ettinghausen
Al-ghozali sebagai seorang sufi tiak mempunyai minat khusus terhadap seni. Perhatiannya tertuju pada hakekat alam rohaniah, sedangkan keadaan yang bersifat material hanya disinggung sejauh hal itu penting bagi tubuh. Ia menyatakan bahwa ada 3 kebutuhan material pokok, yaitu sandang, papan, dan pangan, yang diperoleh dari tenun, bertani, dan membangun rumah. Sehingga wajar bila ulama besar menganggap kekayaan sebagai penghambur waktu dan tenaga manusia yang fana dan tidak berguna pada pada hari kematiannya.
Bagi Al-Ghozali, keindahan tidak dapat dipisahkan dari gagasannya tentang Ketuhanan, dan khususnya mengenai cinta kepada Tuhan. Demikian pula terbukti dari argument-argumennya bahwa Al-Ghozali mengakui adanya bentuk-bentuk apresiasi yang lain terhadap keindahan, yaitu visi luar dari mata.
Visi luar ini berdasarkan pada prinsip-prinsip estetis, seperti misalnya nampak melalui kriteria yang ia sebut terhadap keindahan suatu tulisan. Kita tidak dapat mengabaikan bahwa disamping penekanannya yang kuat terhadap keindahan dalam dan visi dalam, pengkajian Al-Ghozali juga menunjukkan dua pendekatan terhadap seni, yaitu pendekatan yang beranjak dari mata dalam dan mata luar, yang satu bersifat religious dan yang lain bersifat sekular.
BAB III
MUSIK RELIGIUS ISLAM
Henry George Farmer
Ibnu sina telah memberitahukan kepada kita bahwa untuk music ada obyektivitas dan subyektivitas. Music adalah sesuatu yang berada di luar kategori filosofis. Sebuah hadits yang berbunyi: “Ya Allah, biarkan kami melihat benda-benda sebagaimana adanya”.
BAB IV
Muslim Dan Tashwir
Ahmad Muhammad Isa
Tidak seorang pun dapat mengatakan, baik secara jelas maupun secara tersirat, bahwa Al-Qur’an memberi larangan terhadap tashwir. Demikian pula kita tidak dapat menyetujui penafsiran dari para penafsir karena nampaknya penafsiran ini beragam pandangan dari bermacam pribadi dan lingkungan. Apabila masalah tashwir merupakan masalah yang sama pentingnya dengan masalah lain, pastilah al-qur’an akan menentukan hukum secara jelas, seperti halnya masalah yang berkaitan dengan tingkah laku dan peribadatan.
BAB V
Kehalalan Seni Lukis Di Masa Awal Islam
K.A.C. Creswell
Larangan terhadap lukisan tidak terdapat di masa awal islam, tapi larangan itu muncul sedikit demi sedikit sesudah itu, sebagai akibat sifat temperamen semit yang tidak menyukai seni penggambaran, sebagian lagi karena pengaruh bangsa Yahudi yang memeluk agama islam, dan sebagian lagi karena tkut terhadap megik. Dengan demikian, pengaruh Muslim terhadap Undang-undang Milan dapat dihilangkan.
BAB VI
Seni Rupa Muslim
Dr. Isytiaq Husain Quresyi
Islam tidak dimulai dari Muhammad. Artinya, bahwa pada hakekatnya islam memiliki kebenaran yang sama dengan yang telah dikhotbahkan semua nabi besar di negeri dan zaman yang lain. Dengan kata lain, islam tidak hanya menuntut monopoli kebenaran dan orisinalitas tapi benar-benar menuntut untuk menjadi inti sari seluruh kebenaran dan agama. Manusia telah menemukan dan mendapatkan pengertian tentang berbagai segi kebenaran. Islam meng-claim menemukan unsur umum dari berbagai kebenaran itu dan menyatukannya dalam ajaran-ajarannya.
Yang perlu kita catat adalah prestasinya terhadap abstraksi, mulai yang berasal dari begitu banyak unsur khusus sehingga unsur-unsur yang bersifat umum. Kecenderungan yang ditunjukkan seni rupa islam adalah kecintaannya akan abstraksi. Prestasi seni rupa muslim yang sukses luar biasa, terbesar dan paling akrab dengan jiwa kaum muslim adalah kaligrafi. Asas kaligrafi adalah keindahan bentuk tapi tidak merupakan tiruan suatu obyek.
BAB VII
Islam Dan Arsitektur
Isma’il Raji’ A. al-Faruqi
a. Hubungan islam dan arsitektur
Kaum subversive mencoba mnyingkirkan islam dari kancah kegiatan manusia. Mereka ingin menjatuhkan islam dengan pengaruh baru yaitu faktor-faktor lain yang non islami. Faktor-faktor itu bisa melalui perbuatan, peranan, unsur, dan pembawaan yang bisa menyimpang arsitektur sebagai ekspresi aspirasi manusia tertinggi dan termulia. Faktor-faktor ini akan mengubah orientasi arsitektur menjadi hanya untuk pengisi kebutuhan-kebutuhan dasar dan kegunaan atau menghubungkan tema-tema arsitektur dengan unsur-unsur alam sejenis penyembahan berhala dari neo Hellenisme sebagai usaha peniruan secara membabibuta terhadap barat modern.
b. Perwujudan arsitektur
- Arsitektur sebagai cabang seni rupa
Lebih baik karya yang memadukan keindahan dengan kegunaan dari pada karya yang berhasil di satu segi tapi merugikan segi yang lain.
- Arsitektur sebagai ekspresi artistic: Pandangan Barat dan Pandangan Islam
◦ Prinsip Utama Estetika Barat
Naturalism ialah prinsip utama dari estetika barat. Yaitu renaissance yang dengan penemuan kembali peninggalan-peninggalan lama yang masih unggul menetapkan naturalism yunani yang mapan sebagai hukum pokok keindahan. Resaissance membawa naturalism Yunani ke dalam arsitektur barat seperti dalam seni-seni yang lain.
◦ Naturalisme dan Media Arsitektur
Arsitektur naturalis membuktikan kekuasaan manusia terhadap ruang, kekuatan itulah yang bermain dalam ruang saling bereutan dalam panggung fisik Tuhan. Arsitektur islam mencerminkan islam. Namun, arsitektur modern dalam islam telah dirasuki oleh gagasan-gagasan asing.
Naturalisme beranggapan bahwa alamlah yang menyusun norma-norma, sementara naturalism naïf berpendapat bahwa semua yang ada di alam dapat dipahami oleh akal. Dalam pandangan islam, filosofi itu merupakan pemujaan terhadap berhala. Sebab dalam islam hanya Tuhan-lah yang bersifat Mutlak, hanyalah Dia yang menjadi teladan, dan hanya kehendak-Nya saja yang menjadikan norma, alam tak lebih dari benda yang bersifat profane, tak sanggup menyusun norma-norma yang mutlak, dan ia diciptakan untuk dibentuk dan dipotong-potong agar sesuai dengan kehendak-Nya.
BAB VIII
Corak Islam Dalam Arsitektur Spanyol dan Amerika Latin
T.B. Irving
Dalam pembahasan ini, kita perlu memusatkan perhatian kepada jiwa serta teori dasar keruangan Islam (Islamic space). Di awal, titik berat perhatian itu kita tujukan pada penggunaaan bentuk dan strukturnya, setelah itu pada lambang-lambang serta geometri, dan yang paling utama ialah yang berhubungan dengan pemuliaan asma Allah. Hal-hal tersebut sudah barang tentu akan melibatkan pula pola kehidupan serta tingkah laku sosial, disamping aspek ekonomi, teknologi dan iklim.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Adapun kelebihan dan kekurangan dalam buku ini antara lain:Kelebihan: pembhasan yang ada dalam buku ini sudah sangat lengkap,
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Adapun kelebihan dan kekurangan dalam buku ini antara lain:Kelebihan: pembhasan yang ada dalam buku ini sudah sangat lengkap,
kekurangan: ada beberapa bab yang di bahas panjang lebar dengan sub-sub bab yang banyak, hingga untuk meresumnya saya pribadi merasa sedikit mengalami kesulitan.
atau klik DISINI untuk mendapatkan pembahasan yang sudah saya resume,,, ^,^
mb ella mengupas buku ini kurang tajam ne...musik menurut ibnu sina yang subyektifitas dan obyektifas itu yang seperti apa ya?bisa dijelaskan?
BalasHapusmenurut Ibn Zaila (murid ibnu sina), musik yag subyektifitas dan obyektifitas ialag musik atau bisa di sebut bunyi yang dapat memberikan pengaruh pada jiwa(batin).
Hapuslaila nur wahyuni - 09410093
dari:maisaroh 09410082
BalasHapuskuk pembahaannya ada yang cuma dikit????di jelasin lagi dunk
bagian mana yang belum jelas mbak sasa?
Hapuslaila nur w - 09410093