Kamis, 31 Mei 2012


PEMBELAJARAN SENI TARI DI TK ROUDLOTUL ATHFAL UIN SUNAN KALIJAGA

Di susun oleh kelompok 5:
Lutfi Hermawan
Ulfiah Husni Anjari
Ahmad Fakhrurrozi
Khaerul Fauzi
Muh . Alim Kahfi
Pamor Bayu Nuswantoro

A.    Gambaran umum TK Raudlotul Athfal UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

TK Raudlotul Athfal merupakan suatu lembaga pendidikan taman kanak-kanak formal yang terletak di kota sleman Yogyakarta, tepatnya di Jl. Marsda Adisucipto UIN sunan Kalijaga kiri fakultas Syrariah UIN bagian belakang.
Taman kanak-kanak yang berjumlah kurang lebih dari 90 anak ini terdiri dari  4 kelas yang terbagi menjadi kelas A1, A2, B1, dan B2. Di mana A1 dan A2 merupakan kelas tingkat terrendah atau sesuai dengan umur yang paling belia atau lebih di kenal dengan sebutan kelas nol kecil, sedangkan kelas B1 dan B2 merupakan kelas yang mempunyai umur yang lebih tua di bandingkan A1 dan A2, kelas ini juga sering di sebut dengan nol besar yang berarti kakak kelas dari A1 dan A2.
Seperti yang telah di paparkan di atas dengan jumlah peserta didik yang tidak sedikit untuk kategori taman kanak-kanak, TK Raudlotul Athfal mempunyai jam belajar yang cukup sistematis dalam prosesnya, sama halnya dengan lembaga formal lainya TK Raudlotul Athfal membuka proses pembelajaran dari hari senin-sabtu pada pukul 7.00-10.30 dan mempunyai jam istirahat selama 30 menit yakni pukul 9.30-10.00 setiap harinya. Dalam proses pembelajaranya TK R.A memulainya dengan kegiatan berdo’a bessama dan membaca asma’ul khusna dengan lagu islami yang di pimpin oleh wali kelas masing-masing. Dari hal tersebut dapat kita lihat bahwasanya TK R.A menerapkan unsur atau nilai kesenian dalam proses pembelajaranya, sesuai dengan visi dan Misi yang tertulis pada papan reklame yang peniliti lihat di TK R.A. adapun visinya yakni “ menjadi pusat bermain dan belajar bagi anak didik yang mampu menyiapkan kesiapan fisik, mental, intelektual dan spiritual untuk  jenjang sekolah dasar” dengan misi
1.      Mengantarkan anak didik memiliki ahlak yang mulia (al-ahlak al-karimah) pengetahuan ilmu dasar agama islam dan ilmu umum, serta ketrampilan hidup dan ketrampilan social.
2.      Menanamkan nilai-nilai keislaman dan kepribadian islami melalui pembelajaran dalam keseluruhan materi pelajaran
3.      Memberikan keteladanan dalam kehidupan atas dasar nilai-nilai ajaran islam yang di wujudkan dalam embiasaan pergaulan di sekolah maupun di rumah( masyarakat)
4.      Menumbuhkambangkan bakat dan minat anak didik melalui kegiatan bernyanyi, menari, drum band, renang pengenalan perpustakaan dan lain-lain.
5.      Mengembangkan metode pembelajaran yang atraktif, bijak, dan menyenangkan.
Dari visi dan misi di atas dapat kita lihat bahwasanya guna menjadikan anak didik yang mampu bersaing tidak hanya dalam ranah intelektual melainkan kesenian yang yang di kembangkan di TK R.A.
  Tidak hanya hal tersebut  di TK R.A mempunyai beragam kesenian yang di minati oleh para peserta didiknya, sehingga mampu meningkatkan prestasi belajar melalalui seni. Adapun kesenian yang ada di TK R.A di antaranya:
1.      Seni suara/ bernyanyi
2.      Seni music/ drum band
3.      Seni lukis/ menggambar
4.      Seni tari
5.      Rebana
Dari beberapa kesenian di atas peserta didik cenderung banyak yang berminat pada kesenian lukis/ menggambar di dalamnya juga termasuk mewarnai. Bahkan pada kompetisi mewarnai se-DIY TK R.A pernah meraih kejuaraan. Walupun demikian di sini peneliti akan lebih meneliti lebih dalam pada kegiatan kesenian tari yang ada di TK R.A. di mana pada kegiatan tersebut lebih banyak para peserta didik perempuan yang lebih berminat di bandingkan dengan laki-laki, namun ada pula beberapa peserta didik laki-laki yang mengikuti gerakan-gerakan tarian yang di ajarkan beberapa guru tari mereka.




B.     Pelaksanaan dan tata cara kesenian tari di TK raudlotul Athfal UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Dari eman hari pembelajaran yang di mulai dari pukul 7.00-10.30, pelaksanaan kesenian tari di TK R.A berjalan selama satu kali dalam satu minggu setiap hari rabu tepatnya pukul 9.30-11.00 di loby gedung TK R.A.
Dalam pelaksanaanya kegiatan seni tari ini terbagi menjadi beberapa kelompok, kelompok 1,2,3 dst, dari masing-masing kelompok melakukan gerakan tari yang berbeda, tiap-tiap kelompok terdiri dari 6-10 orang, kebanyakan dari anak-anak yang mengikuti kesenian tari ini mayoritas anak perempuan, karena seperti yang kita ketahui bahwasanya anak laki-laki kurang tertari dengan kesenian menari ini, mereka lebih suka pada kesenianmelukis atau drum band. Pembelajaran tari ini di lakukan sekaligus untuk latiahan para peserta didik TK R.A apabila suatu saat ada kompetisi menari antar TK. Gerakan –gerakan tari yang ada di sekolah ini ada gerakan yang cenderung modern dan ada pula yang cenderung tradisional, untuk membedakan di antara keduanya ini dapat di lihat pada music yang mengiri tarian mereka, namun tetap tidak keluar dari ranah keislaman. Untuk tarian yang sifatnya lebih modern mereka menggunakan music islami yang modern atau music-musik yang muncul zaman sekarang seperti lagu dari Hadad Alwi “ya rabbibil mustofa”  dan untuk tarian yang tradisional mereka juga menggunakan lagu tradisional yang islami di mana lagu tersebut menggunakan bahasa jawa.
Di samping hal itu ada beberapa hambatan-hambatan yang menjadi kendala dalam pelaksanaan kesenian tari yang ada di TK R.A ini baik dari segi sarana dan prasarana ataupun kendala pada peserta didik itu sendiri seperti:
1.      Tempat pelaksanaan kegiatan tersebut di mana pada kegiatan tari di lakukan di loby sekolah sehingga terlihat tidak rapi dan tampak acak-acakan, mungkin akan lebih efektif jika sekolah tersebut mempunyai aula khusus untuk kegiatan tari.
2.      Kurangnya motivasi bagi peserta didik untuk ikut andil dalam pembelajaran tari tersebut khususnya bagi anak didik laki-laki, yang mana itu datang dari gurunya sendiri maupun dari lingkungan sekitarnya (keluarga)
3.      Ketidak aturan dalam mengkondisikan para anak didik, dalam problem ini mungkin dapat di maklumi karena anak didik yang ada di Taman kanak-kanak merupakan anak yang masih di bawah umur, sehingga tidak di mungkinkan mengajari mereka dengan kekerasan, karena dapat mempengaruhi psikologi peserta didik.
 Kesenian tari di TK R.A di laksanakan sekaligus untuk menutup kegiatan belajar-mengajar pada hari rabu. Pada akhir pembelajaran uniknya ada tarian berupa senam di mana semua anak didik baik laki-laki maupun perempuan mengikuti senam tersebut, tidak hanya itu bahkan semua gurupun mengikuti tarian yang berupa senam tersebut

C.     Tujuan dan Manfaat kegiatan

Adapun dari segi tujuan dan manfaat kegiatan kesenian tari yang ada di TK R.A seperti:
a)      Peserta diharapkan dapat mengetehui kesenian tari dengan baik dan benar sesuai dengan tajwid tata seni tari.
b)      Peserta diharapkan dapat mempraktekan tari menggunakan gerakan-gerakan yang indah dan anggun sesuai dengan kebudayaan yang berlaku dan islami.
c)      Peserta disiapkan untuk dapat tampil dalam berbagai kegiatan keagamaan ataupun kebudayaan perlombaan tari.
d)     Menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik  untuk menari dalam even-even penting seperti perpisahan sekolah dan lain-lain.
e)      Memperbaiki gerakan-gerakan tari yang kurang sesuai
f)       Menumbuhkan motivasi atau rasa ingin tau untuk mempelajari kesenian tari.
g)      Melalui kesenian tari dapat membuat peserta didik belajar kesabaran dan kelemah gemulaian melalui gerakan-gerakan yang lembut
h)      Melatih konsentrasi peserta didik dalam menciptakan suasana yang lebih tenang.
Dari beberapa manfaat yang di tuliskan di atas, kesenian tari di TK R.A  terbilang berhasil dalam mengajak peserta didik untuk berpartisipasi atau berperan aktif dalam pembelajaran seni tari, selain itu membuat peserta didik lebih percaya diri untuk berani tampil di depan publik.
D.    Apresiasi peneliti terhadap kegiatan

Setelah melakukan penelitian dengan menggunakan metode wawancara dan observasi yang dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 16 dan 23 Mei 2012 setiap pukul  9.30-11.00 WIB, team survey memberikan apresiasi yang baik terhadap pelaksanaan pembelajaran seni Tari di TK R.A . Hal ini meliputi :
1.      Adanya seni tari merupakan suatu wujud usaha untuk meningkatkan motivas ipeserta didik dalam belajar kesenian tari terutama tarian daerah.
2.      Dengan adanya kesenian tari peserta didik dapat mengetahui berbagai macam variasi lagu seni tari baik tari tradisional maupun modern.
3.      Kesenian tari dijadikan suatu wadah untuk menampung potensi dan bakat peserta didik taman kanak-kanak khususnya dalam bidang seni tari
4.      Dapat memacu peserta untuk berlomba-lomba dalam kegiatan menari secara baik dan benar sesuai dengan  dengan gerakan-gerakan yang indah dan variatif
5.      Seni tari di TK R.A merupakan salah satu wadah bagi perintis munculnya perkembangan budaya jawa khususnya dalam bidang tari .
Disamping itu, tentunya kesenian tari di TKR.A mempunyai beberapa kekurangan seperti, dalam pelaksanaanya kesenian tari di TK R.A kurang bias membangun minat atau motivasi bagi peserta didik laki-laki.





LAMPIRAN
A.      Pedoman Wawancara
1.      Berapa banyak jumlah peserta didik yang bersekolah di TK R.A?
2.      Bagaimana proses pembelajaran di setiap harinya?
3.      Kesenian apa saja yang ada di TK R.A?
4.      Kesenian apa yang paling menonjol di TK R.A?
5.      Bagaimana pelaksanaan kesenian tari yang ada di TK.R.A
6.      Apkah manfaat dan fungsi dari kesenian tari bagi Peserta didik TK R.A?
7.      Apa saja hambatan yang dihadapi dalam proses pembelajaran seni tari yang ada di TK R.A?
8.      Bagaimanakah tingkat keberhasilan kesenian Tari di TK R.A dalam memotivasi peserta didik unruk ikut aktif dalam kesenian tari?
B.       Pedoman observasi
1.      Pelaksanaan pembelajaran seni tari di TK R.A
C.     Pedoman dokumentasi
1.      Proses kesenian Tari
2.      Keadaan guru dan peserta didik
3.      Sarana dan prasarana







LAMPIRAN
Catatan Lapangan
Observasi Kegiatan seni tari

Topik/Bahan    : Tari
Kelas               : seluruh peserta didik
Hari/Tanggal   : Rabu/23 Mei 2012
Jam                  : 9.30 s/d selesai
 

Deskripsi data:
Observasi kegiatan seni tari adalah yang observator lakukan pertama kali, observasi dilakukan secara global sehingga mendapatkan data sebagai berikut:
Kegiatan tersebut bertempat di salah satu taman kanak-kanak Raudlotul Athfal UIN Sunan Kalijaga. Adapun peserta yang mengikuti kelas ini kurang lebih 30 orang, walupun jumlah peserta didik yang ada kurang lebih 90 anak. Observator secara langsung mengikuti dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran kegiatan kesenian tari tersebut.
Terdapat presensi bagi peserta yang mnegikuti kegiatan tersebut. Kegiatan seni tari dilaksanakan dengan cara menirukan guru kesenian tari yang di datangkan oleh TK R.A  yakni mengikuti gerakan tari itu secara bessama-sama.
Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan tertib dan teratur walaupun para guru agak sedikit kuwalahan dalam mengarahkan peserta didik unrtuk mengikuti kegiatan tersebut mengingat pesertanya adalah anak-anak yang masih di bawah umur sehingga membutuhkan ketelatenan dan kesabaran dalam mengarahkan mereka.
Kondisi peserta didik sangat antusias khususnya peserta perempuan dalam memperhatikan dan menirukan gerakan yang di praktekan oleh guru seni mereka. Setelah di berikan kesempatan meniru gerakan guru pada proses pemanasan peserta didik di beri kesempatan untuk menari secara individual dan tentunya masih dalam pengawasan guru tari mereka. Guru membenarkan gerakan yang sekiranya kurang pas atau sesuai dengan lagu yang mengiringi terian tersebut, serta mengoreksi kekeliruan pada gerakan yang tidak sesuai dengan lagu yang mengiringinya.
Dalam kesenian tari terdapat gerakan yang hanya terpaut pada beberapa lagu, khususnya pada tarian yang sifatnya tradisional.Sehingga ketika menarikanya akan terlihat gerakan yang berbeda dari dance, di mana gerakanya lebih lembut dan kalem. Dengan demikian para peserta didik atau penari akan terlihat indah dan anggun dalam gerakanya.
asalam bsk seni masuk jam 10.30 ya ???? diruang 109  mksh

Senin, 28 Mei 2012


PENGEMBANGAN TARTIL DAN SENI BACA AL-QUR’AN DI ANGKATAN MUBALLIGH MUDA YOGYAKARTA  (AMMY)
Laporan penelitian  ini digunakan untuk memenuhi tugas
Mata kuliah                 : Pengembangan Budaya dan Seni dalam PAI
Dosen Pengampu        : Nur Saidah

Disusun oleh:
Aldila Sidiq Hastomo              (09410111)
Diah Kumalasari                      (09410112)
Fajar Nur Hidayat                    (09410113)
Mustafidatussowinah              (09410116)
Burhan Ali Mussirry                (09410118)
Maherlina Muna Ayuhana       (09410121)
Kelas PAI/A (kelompok 4)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012
  1. Gambaran umum AMMY
AMMY merupakan salah satu lembaga pengembangan tartil dan seni baca al-Qurān yang berada di daerah Kotagede Yogyakarta. Sekretariat AMMY berada di rumah tahfidz Qurrota A’yun, jln. Purbayan no 173 Kotagede Yogyakarta.
Pada tahun 2005, dalam melakukan pembelajaran baca al-Qurān, AMMY masih bergabung dengan AMM (Angkatan Muda Muhammadiyah). Awalnya AMMY hanya mengadakan bimbingan murotal saja. Namun, masyarakat sekitar sangat berminat untuk mengikuti kegiatan tersebut. Kemudian tahun 2006, pelaaksanaan kegiatan baca al-Qurān diselenggarakan di gedung TK/TPA AMM dengan jumlah peserta 18 orang.
Seiring dengan perkembangannya, peserta AMMY bertambah banyak. Hal itu dikarenakan adanya sistem “jemput bola” yang diterapkan dalam mencari peserta. Para pengurus AMMY menyebaran surat edaran kepada tiap-tiap takmir masjid yang ada di sekitar daerah Kotagede. Surat edaran tersebut berisi tentang permohonan untuk mengirimkan wakil dari tiap-tiap masjid guna mengikuti kegiatan seni baca al-Qurān. Dengan sistem “jemput bola” tersebut, AMMY mendapatkan lebih dari 180 orang peserta.
Tahun 2006 tepatnya pasca gempa bumi yang melanda daerah Yogyakarta, peserta AMMY mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena baik ustadz maupun warga sekitar masih sibuk untuk mengurusi kepentingan pribadi masing-masing.
Untuk tahun 2012, yakni angkatan 17, tercatat terdapt 174 peserta baik dari kalangan anak-anak maupun dewasa. Dengan menempati gdung SMP Muhammadiyah 7 Yogyakarta, AMMY telah membagi-bagi kelas agar pembelajaran seni baca al-Qurān berjalan dengan efektif dan efisien. Adapun pembagian kelas yang diadakan sebagai berikut:
1.      Anak-anak
a)      Qiro’ah marhalah ula (1 kelas)
b)      Qiro’ah marhalah wustho (1 kelas)
c)      Qiro’ah marhalah mahir (1 kelas)
2.      Dewasa
a)    Qiro’ah marhalah ula (1 kelas)
b)   Qiro’ah marhalah wustho (1 kelas)
c)    Qiro’ah marhalah mahir (1 kelas)
3.      Kelas imam (1 kelas)
4.      Kelas murottal (1 kelas)
5.      Kelas adzan (1 kelas)
6.      Kelas tajwid (1 kelas)
7.      Kelas tartil, yang dilaksanakan di mushola Al-Ma’mur Madrasah Ibtidaiyah (MI) Mahad Islami Yogyakarta.
Selain kelas yang sudah memadai, tanggapan masyarakat terhadap AMMY sudah baik dan struktur administrasinya tertata lebih rapi. [1]
  1. Pelaksanaan seni baca al-Qurān
Seni baca al-Qurān baik seni murotal, qiro’ah, imam, tajwid, dan adzan diselenggarakan pada setiap hari Ahad jam 06.00-7.30 WIB di  gedung SMP Muhammadiyah 7 Yogyakarta. Namun untuk seni tartil, diselenggarakan pada hari senin-jum’at jam 16.00-17.00 di mushola Al-Ma’mur Madrasah Ibtidaiyah (MI) Mahad Islami Yogyakarta.
Dalam satu angkatan, proses pembelajaran seni baca al-Qurān dilaksanakan selama 20 kali pertemuan. Pertemuan pertama sampai pertemuan ke-17 untuk pelaksaan pembelajaran. Sedangkan pertemuan ke-18 dan ke-19 digunakan untuk evaluasi. Pada pertemuan ke-20, diadakan pembagian rapor bagi tiap-tiap peserta. Selain mendapatkan rapor, peserta yang sudah mahir dalam menguasai materi yang telah diajarkan, peserta juaga akan mendapatkan sertifikat.
Pada proses pembelajaran, seorang ustadz mengampu satu kelas. Sehari-harinya, model pembelajarannya secara klasikal. Pembelajaran dimulai dengan materi pembukaan (dilakukan dengan murotal). Kemudian dilanjutkan kepada materi pokok. Untuk materi pokok, semua kelas qiro’ah membaca Qs. Al-Anfal.namun, yang berbeda hanya lagunya saja. Pembagian lagu disesuaikan dengan marhalah, antara lain:
1.      Qiro’ah marhalah ula (bayati, shoba’, dan hijaz)
2.      Qiro’ah marhalah wustho (nahawan, rosh, dan sika)
3.      Qiro’ah marhalah mahir (membuat lagu sendiri)
Hambatan-hambatan yang sering dialami oleh pihak pengurus AMMY baik dari sarana prasarana, ustadz, maupun peserta dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.      Belum mempunyai gedung sendiri
2.      Belum mempunyai tempat sekretariat sendiri
3.      Beberapa ustadz dan peserta yang bertempat tinggal sangat jauh, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk sampai di AMMY
4.      Adanya ketidaksesuaian antara kemampuan siswa dengan kelas yang dipilih
5.      Placement test belum terlaksana dengan efektif.[2]
  1. Tujuan dan manfaat kegiatan
1.      Tartil
a)      Peserta diharapkan dapat membaca al-Qurān dengan baik dan benar sesuai dengan tajwid al-Qurān.
b)      Peserta diharapkan dapat memahami kandungan al-Qurān secara lebih mendalam.
2.      Qiro’ah
a)      Peserta diharapkan dapat membaca al-Qurān menggunakan irama bayati, shoba’, hijaz, nahawan, rosh, dan sika tanpa mengabaikan tajwid al-Qurān.
b)      Peserta disiapkan untuk dapat tampil dalam berbagai kegiatan keagamaan ataupun perlombaan qiro’ah.
3.      Murotal
a)      Peserta diharapkan dapat membaca al-Qurān menggunakan irama bayati, shoba’, hijaz, nahawan, rosh, dan sika tanpa mengabaikan tajwid al-Qurān.
b)      Peserta disiapkan untuk dapat tampil dalam berbagai kegiatan keagamaan ataupun perlombaan murotal.
4.      Adzan
a)      Menumbuhkan rasa percaya diri peserta untuk adzan dan iqomah di masjid tempat tinggalnya.
b)      Memperbaiki lafadz bacaan adzan dan iqomah.
5.      Imam
a)      Menumbuhkan rasa percaya diri peserta untuk menjadi imam baik di rumah maupun dimasjid.
b)      Memperbaiki gerakan sholat dan bacaan sholat, sehingga sholat menjadi lebih khusyuk.
6.      Tajwid
a)      Untuk mengetahui hukum-hukum bacaan al-Qurān
b)      Untuk memperbaiki makhorijul al-hūrūf
c)      Peserta diharapkan dapat mengajarkan ilmu tajwid kepada orang lain.
  1. Apresiasi team survey terhadap kegiatan
Setelah melakukan penelitian dengan menggunakan metode wawancara dan observasi yang dilaksanakan pada hari Ahad tanggal 6 Mei 2012 jam 6.30-7.30 WIB, team survey memberikan apresiasi yang baik terhadap pelaksanaan pembelajaran seni baca al-Qurān. Hal ini meliputi :
1.      Adanya AMMY merupa suatu wujud usaha untuk meningkatkan motivasi masyarakat dalam belajar seni baca al-Qurān
2.      Dengan adanya AMMY peserta dapat mengetahui berbagai macam variasi lagu dalm membaca al-Qurān
3.      AMMY dijadikan suatu wadah untuk menampung potensi dan bakat peserta khususnya dalam bidang seni suara
4.      Dapat memacu peserta untuk berlomba-lomba dalam membaca al-Qurān secara baik dan benar sesuai dengan tajwid al-Qurān
5.      AMMY merupakan perintis munculnya qori’-qori’ khususnya di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya.
Disamping itu, tentunya AMMY mempunyai beberapa kekurangan karena AMMY merupakan lembaga yang belum lama didirikan. Adapun kekurangan AMMY dal melaksanakan proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
1.      Sarana dan prasarana yang belum memadai
2.      Kurangnya efektifitas waktu pembelajaran
3.      Belum adanya kurikulum yang pasti
4.      Kurangnya publikasi kepada masyarakat sekitar
5.      Keterbatasan jumlah ustadz.
 
 
LAMPIRAN
A.      Pedoman Wawancara
1.      Bagaimana sejrah berdirinya AMMY?
2.      Berapa jumlah peserta pada tahun 2012?
3.      Bagaimana proses pembelajaran seni baca al-Qurān?
4.      Apa saja hambatan yang dihadapi dalam proses pembelajaran seni baca al-Qurān?
B.       Pedoman observasi
1.      Pelaksanaan pembelajaran seni baca al-Qurān
C.     Pedoman dokumentasi
1.      Latar belakang berdirinya AMMY
2.      Keadaan ustadz, dan peserta
3.      Sarana dan prasarana

  LAMPIRAN
Catatan Lapangan
Observasi Kegiatan Bimbingan Murattal

Topik/Bahan : Murattal
Kelas             : Dewasa Awal
Hari/Tanggal : Minggu/6 Mei 2012
Jam                : 06.00 s/d selesai
 

Deskripsi data:
Observasi kegiatan bimbingan murattal adalah yang observator lakukan pertama kali, observasi dilakukan secara global sehingga mendapatkan data sebagai berikut:
Kegiatan tersebut bertempat di salah satu kelas di SMP Muhammadiyah 7 Yogyakarta di bawah naungan lembaga AMMY (Angkatan Mubaligh Muda Yogyakarta). Adapun peserta yang mengikuti kelas ini kurang lebih 20 orang. Observator secara langsung mengikuti dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran kegiatan murattal tersebut.
Terdapat presensi bagi peserta yang mnegikuti kegiatan tersebut. Kegiatan murattal dilaksanakan dengan cara menirukan guru/ustadz yakni cara membaca dan melantukan ayat-ayat al-Qur’an bersama-sama.
Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan tertib dan teratur mengingat pesertanya adalah orang dewasa, sehingga tidak terdapat kegaduhan atau hal-hal lain yang sekiranya mengganggu pelaksanaan kegiatan tersebut.
Kondisi peserta sangat serius dalam memperhatikan dan mendengarkan serta menirukan lantunan ayat-ayat al-Qur’an yang dipraktekkan oleh guru/ustadz. Setelah cukup membaca satu maqro’, peserta diberi kesempatan membaca secara individu. Guru membenarkan bacaan yang sekiranya kurang pas atau sesuai dengan lagu murattal, serta mengoreksi kekeliruan pada bacaan yang tidak sesuai dengan tajwidnya.
Dalam murattal terdapat lagu yang hanya terpaut pada beberapa nada, berbeda dengan qiroah, yaitu nada qarar, nawa dan nawa ‘ala nawa. Sehingga ketika membaca maqra’ dari ayat-ayat al-Qur’an hanya mengulang-ulang ketiga lagu tersebut dan mensinkronisasikan ayat dengan nada. Dengan demikian ayat-ayat al-Qur’an akan terdengar sangat indah.
Catatan Lapangan
Observasi Kegiatan Bimbingan Qiroah
Topik/Bahan : Qiroah
Kelas             : Anak-anak
Hari/Tanggal : Minggu/6 Mei 2012
Jam                : 06.00 s/d selesai
 

Deskripsi data:
Observasi kegiatan kedua adalah bimbingan qiroah, mendapatkan data sebagai berikut:
Kegiatan tersebut bertempat di salah satu kelas di SMP Muhammadiyah 7 Yogyakarta di bawah naungan lembaga AMMY (Angkatan Mubaligh Muda Yogyakarta).
Sama halnya dengan kelas murattal, kelas tilwah khususnya anak-anak terdapat presensi bagi peserta yang mnegikuti kegiatan tersebut. Kegiatan qiroah dilaksanakan dengan cara menirukan guru dan melantunkan bersama-sama.
Setiap peserta diberi maqra’ yang berisi ayat serta nama lagu yang dilantunkan. Berbeda dengan murattal, lagu yang ada pada qiroah lebih lengkap seperti notasi musik, namun tidak dapat diiringi dengan musik. Diantaranya lagu pokok dalam qiroah ada tujuh yaitu: bayati, shaba, hijaz, nahawand, rasyta, syikkah, dan jiharkah.
Anak-anak kelihatan sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Dengan demikian dapat digali potensi dan bakat seni Islami mulai usia dini.
Pelaksanaan pembelajaran qiroah sangat berbeda dengan murattal; apabila dalam setiap kali pertemuan kegiatan murattal dapat menyelesaikan satu maqra’, kegiatan qiroah perlu beberapa kali pertemuan untuk menyelesaikan satu maqra’.
Setiap selesai satu sampai dua lagu, peserta diberi kesempatan mempraktekkan secara individu atau per dua orang sampai benar-benar terdengar baik dan hafal lagu yang dilantunkannya. Secara khusus qiroah harus memiliki modal suara yang baik, namun semisal ada peserta yang tidak memiliki modal dan bakat pun bisa jadi dapat melantunkan qiroah dengan baik karena latihan yang kontinyu.


[1] Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Barqoni sebagai ustadz AMMY pada tanggal 6 Mei 2012 pukul 7.30 WIB di SMP Muhammadiyah 7 Yogyakarta.
[2] Berdasarkan hasil observasi pembelajaran pada tanggal 6 Mei 2012 pukul 6.30-07.30 WIB di SMP Muhammadiyah 7 Yogyakarta.